Jumat, 16 Desember 2011

10 desember 2011



10 desember 2011 memang hari yang luar biasa. banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kejadian-kejadian pada hari itu. oke, ini awal kisahnya :
05.30 am aku selesai mengerjakan ritual pagi seperti biasanya, sudah rapi meski belum mandi. iya, ini moment yang spesial, hari ini aku belajar mengemudi. horeeeeeee...
Beri hormat kpd guru mengemudiku yang tak lain dan tak bukan bapakku sendiri. selama proses keliling kota sigli, tidak ada masalah kecuali hampir menabrak kakek2 naik sepeda, hampir kecebur kedalam empang, hampir jalan diatas trotoar(orang yang lagi jalan pagi diatas trotoar kaget berat loh!!!), pokoknya 'cuma' hampir, yang benaran cuma kena marah (haha). nah, selanjutnya yang paling parah itu pas disuruh berhentiin mobilnya, cuma hampir masuk becek (ingat loh 'cuma hampir') tapi buat guruku marah hebat, (apa salah aku coba?). tapi menurut pengamat (baca : mamak) tetap akuuuuuu juga yang salah, terimakasih.
Siangnya aku balik ke peraduan (baca : banda aceh), sediiiiih, tapi mau gimana lagi, demi masa depan anak-anak (loh??). nunggu L300 di depan rumah, mamak ga liat2 mobilnya gmana, cuma liat aku duduk di baris kedua dan ibu2 d samping udah cukup dan langsung cabut. wah benaran lah orang didalam mobil. mereka entah dari planet apa gituuuuu....
A : ajhlndljhdoicjskn$^$@!@###jminggu!@#$%!#!#@dgfgdtyfgdra
B : ygdbdjhxocinlks!@#$%guhknxygoixafi@#$%^&$@!##uhxbaqygbh
aku : (sangak)
semuanya tidak terdefinisi, lain halnya dengan ibu2 disamping, bayinya nangiiiiiiiiiiiiiiis terus selama diperjalanan (asik bgt ya?) , abang- abang yang didepan berpenampilan 'lumayan' pas hidupin musik di hpnya ''.....kau yang memilih aku kau juga yang....." (sesuatu bgt ya?). ini pengalaman aku yang paling aneh, setelah setahun sebelumnya juga pernah satu bus sama ibu2 yang duduk disamping aku yang kerjaannya muntaaaaaah terus sepanjang perjalanan dan yang paling menyedihkan, ibu itu TIDAK membuang buburnya itu (asiiik aromanya). kembali lagi ke perjalanan asik 10 des, akhirnya sibayipun diam, tau kenapa? ternyata dia senang dengan jilbabku, mulai kejahilan bayi narik-narik jilbab (sabaaaar), biar sajalah yang penting dia ga jerit-jerit lagi kan kasian ibuknya (baik ya aku). akhirnya sampai d banda aceh, loh ternyata si supirnya ganti. supir yang antar2 penumpangnya galak, yang pada ujung-ujungnya sudah bisa ditebak, dia ga mau ngantar aku alasannya klasik bgt “jauh”, risiko dong bang jadi supir, kalo ga mau antar ga usah jadi supir aja lagi(hehe). Tapi aku jawabnya ga gitu.
Aku : (pasang muka sedih) bang tolonglah diantar, disana ga lewat labi2(angkot), ga da becak, capek bang jalan kaki nenteng tas.
Supir : .... (kayaknya dia udah mulai kasian)
Aku : (senyum kegirangan)
Biarpun dia ngantarnya sambil ngomel, ga apalah yang penting nyampek.
Sampek di pintu pagar... buka tas ambil kunci, mau cepat2 soalnya sudah pukul 5 sore belum shalat.
Eh, sikunci lelet lagi , pakek acara macet. Huh, kenapa lagi ini. Mungkin kuncinya bukan yang ini, tukar yang lain. Tiba-tiba.....
Sssstttt.....
Kunci gemboknya Cuma ada satu, berarti ini kunci garasi, yang bersisa kunci pintu rumah, kunci pagarnya MANA???
Panik, pengen nangis, aku kehilangan akal, nangis bombay . enggak!, aku ga selemah itu. Tanpa ragu ku telpon bapak.
Bapak: Assalam....
Aku : waalaikum... , paaaaaaak gimana ni kunci pagarnya enggak kebawa
Bapak: hah? Kok bisa? Salah ambil kunci pasti? Coba telpon bang dd
Aku: dia jaga pasti ga bisa keluar
Bapak: yaudah, manjat aja temboknya kan ga terlalu tinggi
Aku: kira2 bisa ga ya(menatap tembok )
Bapak : bisa
Aku : yaudah lah pak (tutup)
Tembok itu dulunya hanya sepinggangangku saja, sekarang sudah ditinggikan sampai sebahuku, kok aku ga yakin ya bisa? Tapi tetap harus optimis.


Pertama letakkan tas diatas tembok, selanjutnya buka sendal, lalu mulailah proses manjatnya. Waaaaaaaaaaaaaah, aku nyangkut, perutku aduhh, kaki ga mau naik. Ayolah sikit lagi, kaki, kaki, oh kaki aku menyesal ga sanggup naikin kaki, seharusnya aku menjadi lebih ringan lagi. Masih nyangkut di tembok, saat kulihat kesamping bapak berkumis itu sedang menatapku ‘curiga’. Bagus, now i’m the bad guy. Pak, peace, aku bukan pencuri. Tapi dia ga jadi liatin lagi malah masuk kerumahnya.
Well, kuputuskan untuk turun kembali. Aku ga mungkin bisa memanjat, karena aku ga pernah ikut kursus memanjat. Aku menyesal.....(salah bawa kunci, bukan ga bisa manjat)
Jalan satu2 nya adalah minta tolong bang dd, kalau jalan ini ga bisa juga terpaksa aku harus duduk diluar sampai besok pagi.
Aku : halo, bang dd. Tolong lah ip ga bisa masuk rumah salah bawa kunci
Bang dd : yaudah, naik becak ke ZA aja, soalnya ga bisa keluar ni
Aku : kalau bisa naik becak, udah dilakuin dari tadi, masalah nya ga da becak di sini
Bang dd : aduuh ip, kok bodoh kali ke?
Aku : (hening)
Bang dd : yaudah, dicariin orang untuk antarin kunci dulu, berdoa aja mudah2an ada
Aku: iya iya (tutup)
Sesaat kemudian...
Handphone bergetar
Bang dd: ip tunggu di depan rumah ya, bentar lagi diantar kuncinya
Aku: ya memang dari tadi di depan rumah terus kok. Ok lah (tutup)

Aku jongkok di depan pagar, menyedihkan, mukaku warnanya entah apa sudah, bayangkan saja wajah orang yang baru tiba dari perjalannya dengan bus tak ber-AC, capek manjat, kena debu dijalan dan duduk di depan pagar. Rok hitamku, sudah berwarna putih dibagian lututnya akibat manjat tadi (keren ya), jilbab semberawut, pokoknya ancuuuuuur. Kalau diberi penilain atas penampilanku ini aku sudah pasti jauh dari yang disebut KKM. Ok, sambil nunggu kakek2 dari mana gitu yang dimintai untuk mengantar kunci untukku, aku mending main game di hape.
Jam sudah menunjukkan pukul 6 sore, masih duduk didepan pagar. Lewatlah orang naik motor, dan berhenti pas didepanku. Aku pikir jangan2 rampok, atau yang lebih parah lagi kalau dia berhenti dan ngasi duit (eh, kamu kira aku pengemis).
Eh, dia buka kaca helm nya, senyum dianya (entahlah, itu senyum atau tertawa), wajahnya lumayan dan aku yakin pasti ga kayak abang lumayan di L300 itu.
Dia: dek, ini kuncinya
Waaah, kukira yang antar kakek2, soalnya abangku pernah menceritakan tentang kakek2(apa hubungannya?)
Aku: (berdiri agak jauh sedikit, ya tau dirilah bau) makasih banyak ya?
Dia : yup
Laparnya, cepat-cepat kubuka pintu pagar masuk kerumah mau masak nasi. Hidupin lampu dulu biar terang.
Bagus, sudah kuduga penderitaan belum berakhir. Ternyata listriknya padam sampai aku baru sadar paginya, bangun tidur lampu kamar sudah hidup.

Ps :
 1. Jangan coba2 belajar mengemudi sama guruku, pasti ujung2nya pingin nangis bombay
2. agar perjalanan lebih ok, minta penumpang lainnya mengisi biodata sebelum melakukan perjalanan dengan kita (siapa kita hah?)
3. jangan ceroboh, jangan salah bawa kunci kecuali kalian pernah ikut kursus memanjat
4. buat abang kunci, tiada kesan tanpa kehadiranmu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar